Kamis, 18 Juni 2015

Tugas Softskill 4

IRMA CHAERANI - 23211694
Sejarah Irak
Irak adalah sebuah negara yang terletak di antara Arab Saudi, Iran, dan  Turki. Ibukota dari Negara Irak adalah Baghdad. Negara Irak juga pernah dijajah oleh pemerintahan Inggris pada tanggal 3 oktober 1958, sama juga seperti negara negara yang lain, sebelum menjadi negara Irak juga berbentuk kerajaan kerajaan berikut sejarahnya:
Pada masa sebelum islam Irak adalah kelompok akkodians, pada tahun 1894 sebelum masehi disana berdirinya dinasti babylonia. Babylonia adalah dinasti yang pertama sekali membuat aturan di dunia, sehingga bisa dikataka irak adalah tempat bermulanya peradaban dunia. Kejayaan ini berakhir sampai mendaratnya dinasti abbasiyah di irak, dan kemudia dinasti ini menguasai Irak, pada masa lampau karena posisi Irak yang sangat strategis, maka di kota ini sering terjadinya pertemuan antara kebudayaan Arab dan Persia sehingga kota ini juga pernah dijuluki sebagai kota Intelektual dunia dimana banyak terjadi penemuan penemuan di bidang ilmu pengetahuan.
Setelah masa itu terjadi pula dimana masa penjajahan yaitu dimana pemerintahan Inggris menjajah Irak selama kurang lebih 11 tahun lamanya. Dan pada masa ini pula Irak yang dulunya adalah bentuk kerajaan berubah menjadi negara republik. Karena perubahan itu maka banyak presiden yang memimpin Irak diantaranya Abdurahman arif, Ahmad hasan bakar, dan juga Saddam husein. Saddam husein adalah orang nomor satu di Irak, Apalagi banyak momen moment yang menggemparkan dunia seperti terjadinya perang dengan Iran yang kurang lebih selama 8 tahun, dan kemunian dalam pemerintahan Saddam Irak juga sempat menjajah Kuwait yang berakibat terjadinya perang teluk. Akibat dari perang teluk Amerika menyerang Irak dengan membabi buta dan memakan korban warga irak yang tidak berdosa. Dan seperti yang keta ketahui bersama akhirnya masa kejayaan Saddam husein berakhir pada tanggal 9 april 2003, Saddam kemudian dihukum mati, bahkan yang paling tragis adalah Amerika menemukan Saddam husein karena penghianatan dari anak buahnya sendiri.Dan sangat kita sayangkan sifat dari presiden Bush yang menyerang Irak secara membabi buta sehingga banyak korban yang tidak berdosa.
2.    Awal mula Terjadinya Inflasi
Perang Irak yang kemungkinan akan berkepanjangan dipastikan akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Kepada pers di Jakarta, Selasa (01/04) siang, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sudarti Subakti mengatakan perang Amerika -Irak yang berkepanjangan dipastikan akan membuat asumsi perhitungan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2003 yang dipatok pemerintah 4 persen direvisi. Sebab, perang akan mengakibatkan adanya penurunan angka ekspor tahun ini, yang akan mengurangi angka penerimaan. Sehingga dipastikan akan menyebabkan angka pertumbuhan ekonomi kurang dari 4 persen.
Menurunnya ekspor tak dapat dihindari mengingat nilai ekspor terbesar di Indonesia sekitar 16 persen tahun lalu adalah ke Amerika. Sementara akibat adanya penurunan harga-harga kelompok bahan makanan, sandang, pendidikan dan rekreasi, olahraga sepanjang Maret lalu, laju inflasi tercatat minus 0,23 persen atau terjadi deflasi 0,23 persen. Bila dikumulatifkan inflasi Januari, Maret 2003 mencapai 0,77 persen. Sedangkan nilai ekspor Februari lalu, menurun 0,85 persen dibanding bulan Januari sebesar 4,88 milyar dolar Amerika. BPS juga menprediksi kenaikan tarif listrik yang berlaku mulai bulan ini, akan mengakibatkan bertambahnya inflasi sebesar 0,1 hingga 0,2 persen selama setahun

Irak - Tingkat Inflasi Inti

Historical Data Chart

Realisasi
Sebelum Ini
Tertinggi
Paling Rendah
Tanggal
Satuan
Frekuensi


1.70
1.59
107.04
-0.30
2000 - 2015
Persen
Bulanan
NSA 100=2007        
Nilai saat ini, data historis, perkiraan, statistik, grafik dan kalender ekonomi - Irak - Tingkat Inflasi Inti.
Irak Harga
Terakhir
Sebelum Ini
Tertinggi
Paling Rendah
Satuan

0.50
0.20
76.55
-6.37
Persen
[+]
147.00
145.80
148.60
119.70
Indeks Poin
[+]
1.70
1.59
107.04
-0.30
Persen
[+]
147.70
147.30
147.70
119.10
Indeks Poin
[+]
-3.42
-4.49
13.27
-7.19
Persen

 

 

3.    Tingkat Inflasi Irak

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :

1.      Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)

2.      Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)

3.      Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)

4.      Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Irak - Tingkat Inflasi

Iraq Inflation Rate

Realisasi
Sebelum Ini
Tertinggi
Paling Rendah
Tanggal
Satuan
Frekuensi


0.50
0.20
76.55
-6.37
2005 - 2015
Persen
Bulanan
2007=100
Nilai saat ini, data historis, perkiraan, statistik, grafik dan kalender ekonomi - Irak - Tingkat Inflasi.
Kalender
GMT
Referensi
Realisasi
Sebelum Ini
Kesepakatan
Perkiraan
2013-09-15
03:00 PM
Jul 2013
2.5%
2.3%

1.56%
2013-11-18
08:40 AM
Oct 2013
3.1%
0.3%

1.09%
2013-12-16
11:20 AM
Nov 2013
2.7%
3.1%

0.6%









Irak Harga
Terakhir
Sebelum Ini
Tertinggi
Paling Rendah
Satuan

0.50
0.20
76.55
-6.37
Persen
[+]
147.00
145.80
148.60
119.70
Indeks Poin
[+]
1.70
1.59
107.04
-0.30
Persen
[+]
147.70
147.30
147.70
119.10
Indeks Poin
[+]
-3.42
-4.49
13.27
-7.19
Persen
[+]

0.50
Apr/15
0.20
76.55
-6.37
Persen
            Berdasarkan table diatas, menunjukan bahwa tingkat inflasi irak pada tahun 2015 sebesar 0,50% oleh karena itu inflasi irak berada digolongan ringan karena kurang dari 10%.
4.    Kebijakan Negara Irak dalam menghadapi Inflasi
Sampai pembahasan dampak inflasi, maka anda dapat menyimpulkan bahwa inflasi menyebabkan perubahan yang sangat luas terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Jika dihubungkan dengan keadaan sekarang tentunya dengan mudah anda mendapatkan gejala-gejala negatif dari inflasi yang paling sederhana, harga - harga naik secara menyeluruh. Apakah anda merasakan dampak tersebut? Inflasi tentunya harus diatasi dan untuk mengatasinya dapat dilakukan pemerintah dengan cara melakukan beberapa kebijakan yang menyangkut bidang moneter, fiskal dan non moneter. Adapun penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini.
  1. Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal. Untuk menjalankan kebijakan ini Bank Indonesia menjalankan beberapa politik/kebijakan yaitu politik diskonto, politik pasar terbuka dan menaikan cash ratio.
    1. Politik Diskonto ditujukan untuk menaikan tingkat bunga karena dengan bunga kredit tinggi maka aktivitas ekonomi yang menggunakan dana pinjaman akan tertahan karena modal pinjaman menjadi mahal.
    2. Politik Dasar Terbuka dilakukan dengan cara menawarkan surat berharga ke pasar modal. Dengan cara ini diharapkan masyarakat membeli surat berharga tersebut seperti SBI yang memiliki tingkat bunga tinggi, dan ini merupakan upaya agar uang yang beredar di masyarakat mengalami penurunan jumlahnya.
    3. Cash Ratio artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang.
b.      Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan finansial pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara lain:
    1. Pengurangan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
    2. Menaikkan pajak, akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
      .
  1. Kebijakan Non-Moneter dapat dilakukan dengan cara menaikan hasil produksi, kebijakan upah dan pengawasan harga dan distribusi barang.
    1. Menaikan hasil produksi, cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
    2. Kebijakan upah, tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
    3. Pengawasan harga dan distribusi barang dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap.
Sumber :